Friday, June 28, 2013

Kencangkan Ikat Pinggang, Sambut Ramadhan



 Teringat akan sebuah pesan singkat dari seorang sahabat disalah satu artikel.

Aku berjalan melintasi Ramadhan. Lalu kusapa ia, “Hendak kemana?”. Dengan lembut ia menjawab, “Aku sedang bersiap untuk pergi.. Tolong sampaikan salam rinduku pada hamba yang mukmin. Syawal akan datang tak lama lagi, Ajaklah sabar dan syukur menemani hari-harinya. Peluk erat istiqomah saat kakinya lelah berjalan meraih taqwa. Bersandarlah pada tawadhu ketika bangga dan ujub mulai mengotori hati, Mintalah nasehat pada Al Qur’an dan Sunnah disetiap masalah yang dihadapi. 

Sampaikan salam dan kasihku padanya karena ia telah menyambutku dengan penuh sukacita. Kelak akan kusambut juga ia dengan suka cita di Syurga-Nya…di pintu Ar-Rayyan. Selamat meraih pahala terbaik di detik-detik akhir Ramadhan, optimal menuju Allah….”

Membaca pesan tersebut seperti setahun silam rasanya, ketika bulan mulia itu pergi meninggalkan kita. Memaksa diri ini untuk siap bertempur dengan sebelas bulan yang akan datang dan bersabar untuk menunggu Ramadhan yang akan datang lagi.

Tetapi bulan yang di nanti-nanti itu akan segera tiba, insyaAllah. Bulan yang awalnya adalah Rahmat, tengahnya adalah magfiroh (ampunan) dan akhirnya adalah pembebasan api neraka. Subhanallah. Bulan yang kita tunggu-tunggu akan SEGERA hadir Sobat! Sudah sejauh manakah persiapan engkau, wahai saudaraku?

Sahabatku, betapa hati ini berdebar-debar menantikan datangnya bulan suci ini. Khawatir. Khawatir akan tidak sampainya umur kepada bulan tersebut. Belakangan ini beberapa bapak dari teman sudah mendahului ke rahmatullah, pergi meninggalkan dunia yang fana ini, tanpa sempat bertemu Ramadhan di tahun ini.

Sahabat, jikalau kita tahu, ketika bulan Rajab dan Syaban sudah dekat, Rasul dan para sahabatnya bersiap segera menyambut bulan mulia ini, beliau mulai ‘mengencangkan ikat pinggangnya’, memperbaiki kualitas amal-amal hariannya, terus menjaga grafik kenaikan ruhiyahnya, karena tamu istimewa ini hanya datang setahun sekali, yang kita tidak tahu apakah umur kita akan sampai menemuinya tahun depan?

Saudaraku yang ku cintai karena Allah, maukah kita menyiapkan kualitas iman dan amal kita untuk menyambut bulan mulia ini? Maukah kita berpikir dan mulai merasakan bahwa mungkin saja ini Ramadhan terakhir kita, atau mungkin umur kita tidak sampai di Ramadhan tahun ini.

Sahabat, yuk mari kita sama-sama berdoa kepada Allah Swt, agar Allah memperkenankan kita bertemu kembali kepada bulan Ramadhan ini. Memberi kesempatan kepada kita untuk bisa menikmat detik demi detik di bulan ini. Bulan dimana ketika syaitan-syaitan di rantai, dan pintu surga di buka lebar-lebar. Bulan dimana Al Quran di turunkan. Bulan dimana terdapatnya malam Lailatul Qadr. Dan bulan dimana hari-hari kita akan diisi dengan segala aktivitas postiif, mulai dari sahur, subuh berjamaah, aktivitas dengan shaum, berbuka puasa, tarawih, mendegar kajian, qiyamul lail, dan lain-lain. Subhanallah …

“Alloohumma baariklanaa fii Rojaba wa Sya'ban, waballighnaa Romadhon”

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”

-H.R Al-Baihaqi dan Thabrani-

No comments:

Post a Comment