Teringat akan sebuah pesan
singkat dari seorang sahabat disalah satu artikel.
Aku berjalan melintasi Ramadhan. Lalu
kusapa ia, “Hendak kemana?”. Dengan lembut ia menjawab, “Aku sedang bersiap
untuk pergi.. Tolong sampaikan salam rinduku pada hamba yang mukmin. Syawal
akan datang tak lama lagi, Ajaklah sabar dan syukur menemani hari-harinya.
Peluk erat istiqomah saat kakinya lelah berjalan meraih taqwa. Bersandarlah
pada tawadhu ketika bangga dan ujub mulai mengotori hati, Mintalah nasehat pada
Al Qur’an dan Sunnah disetiap masalah yang dihadapi.
Sampaikan salam dan kasihku padanya
karena ia telah menyambutku dengan penuh sukacita. Kelak akan kusambut juga ia
dengan suka cita di Syurga-Nya…di pintu Ar-Rayyan. Selamat meraih pahala
terbaik di detik-detik akhir Ramadhan, optimal menuju Allah….”
Membaca
pesan tersebut seperti setahun silam rasanya, ketika bulan mulia itu pergi
meninggalkan kita. Memaksa diri ini untuk siap bertempur dengan sebelas bulan yang
akan datang dan bersabar untuk menunggu Ramadhan yang akan datang lagi.
Tetapi bulan
yang di nanti-nanti itu akan segera tiba, insyaAllah. Bulan yang awalnya adalah
Rahmat, tengahnya adalah magfiroh (ampunan) dan akhirnya adalah pembebasan api
neraka. Subhanallah. Bulan yang kita tunggu-tunggu akan SEGERA hadir Sobat!
Sudah sejauh manakah persiapan engkau, wahai saudaraku?
Sahabatku,
betapa hati ini berdebar-debar menantikan datangnya bulan suci ini. Khawatir.
Khawatir akan tidak sampainya umur kepada bulan tersebut. Belakangan ini
beberapa bapak dari teman sudah mendahului ke rahmatullah, pergi meninggalkan
dunia yang fana ini, tanpa sempat bertemu Ramadhan di tahun ini.
Sahabat,
jikalau kita tahu, ketika bulan Rajab dan Syaban sudah dekat, Rasul dan para
sahabatnya bersiap segera menyambut bulan mulia ini, beliau mulai
‘mengencangkan ikat pinggangnya’, memperbaiki kualitas amal-amal hariannya,
terus menjaga grafik kenaikan ruhiyahnya, karena tamu istimewa ini hanya datang
setahun sekali, yang kita tidak tahu apakah umur kita akan sampai menemuinya
tahun depan?
Saudaraku
yang ku cintai karena Allah, maukah kita menyiapkan kualitas iman dan amal kita
untuk menyambut bulan mulia ini? Maukah kita berpikir dan mulai merasakan bahwa
mungkin saja ini Ramadhan terakhir kita, atau mungkin umur kita tidak sampai di
Ramadhan tahun ini.
Sahabat, yuk
mari kita sama-sama berdoa kepada Allah Swt, agar Allah memperkenankan kita
bertemu kembali kepada bulan Ramadhan ini. Memberi kesempatan kepada kita untuk
bisa menikmat detik demi detik di bulan ini. Bulan dimana ketika
syaitan-syaitan di rantai, dan pintu surga di buka lebar-lebar. Bulan dimana Al
Quran di turunkan. Bulan dimana terdapatnya malam Lailatul Qadr. Dan bulan
dimana hari-hari kita akan diisi dengan segala aktivitas postiif, mulai dari
sahur, subuh berjamaah, aktivitas dengan shaum, berbuka puasa, tarawih,
mendegar kajian, qiyamul lail, dan lain-lain. Subhanallah …
“Alloohumma baariklanaa fii Rojaba wa Sya'ban, waballighnaa
Romadhon”
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta
pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”
-H.R
Al-Baihaqi dan Thabrani-
No comments:
Post a Comment