Monday, August 17, 2015

BAGAIMANA MEMBUAT KUISIONER UNTUK LEMBAGA DAKWAH KAMPUS


Dewasa ini, kebutuhan akan eksistensi lembaga dakwah kampus (LDK) di dalam benak setiap stakeholder kampus menjadi hal yang penting. Permulaan sejarah dan eskalasi LDK pada tahun 90an yang kemudian berjalan dan berproses hingga saat ini menuntut LDK untuk terus melebarkan sayapnya ke ranah-ranah yang lebih profesional. Bahkan mimpi menjadikan LDK seprofesional seperti perusahaan besar itu pun bisa.
            
Terkadang saya membayangkan, kantor sekretariat LDK itu layaknya lobi-lobi utama perusahaan-perusahaan komunikasi. Produk-produk teknologi yang terbaru dan terlaris dipajang dalam etalase-etalase indah dan menarik. Selain itu bentuk pelayanan yang ramah dan moderat juga menjadi cita rasa tersendiri bagi lembaga dakwah kampus. Mengingat demikian, saya jadi tersenyum-tersenyum sendiri, konsep LDK yang lebih moderat dan dapat diterima dimasyarakat layaknya perusahaan handphone yang jadi inceran anak-anak muda sampai dewasa.
            
Hmm.. itu sedikit impian dan visi saya untuk lembaga dakwah kampus teman-teman. Sekarang mari kita beranjak menuju ke sebuah ruang kelas dalam Gedung Barat Teknik Industri Universitas Brawijaya. Pagi itu saat kelas SP (Semester Pendek) salah satu mata kuliah, saya mendapat ilmu baru yang berharga. Tentang validitas dan reliabilitas. Tentang apa itu? Tentang pembuatan kuisoner tepatnya!
            
LDK yang bertugas menjadi pelayan kampus, agaknya perlu mengetahui demand (permintaan) yang dibutuhkan oleh masyarakat kampus (red: objek dakwah) salah satunya dengan menggunakan metode Kuisioner. Ternyata dalam pembutan kuisioner ini pun tidaklah mudah dan segampang kelihatannya. Bagi yang menginginkan hasil maksimal dari kuisioner ini, perlu di matangkan betul terkait persiapan pengambilan sampel hingga pengolahan datanya.

Terkait Validitas dan Reliabilitas
            
Kalau kemarin melihat beberapa pengalaman teman-teman dalam membuat kuisioner, sebenarnya tidak ada dasaran yang jelas dalam membuat jenis pertanyaan, jumlah pertanyaan, skala pertanyaan dan ordinalnya, hingga pada saat pengolahannya. Padahal jika dirinci lagi, jenis-jenis seperti ini yang perlu diperbaiki agar hasil kuisionernya maksimal.
           
Berikut beberapa langkah dalam membuat kuisioner yang dapat terapkan di Lembaga Dakwah Kampus:

  1.  Pakai sampel kecil aja, 30 sampel


Dalam statistik, sampel kecil itu menggunakan 30 sampel. Nanti dalam hal ini bisa menggunakan sampel kecil 30. Atau besar juga boleh.

     2.  Buat kuisioner terbuka

Tahu bedanya kuisioner terbuka dan tertutup? Kalau tertutup itu sudah ada pilihan-pilihannya, artinya kita membatasi responden dalam memilih. Kalau terbuka? Feel free untuk responden mengisi apapun yang dia inginkan terkait pertanyaannya. Dan dengan ini, maka kita bisa sangat meminimalisir subyektifitas kita sebagai peneliti.

    3.  Terjemahkan kuisioner terbuka menjadi kuisioner tertutup

Dari hasil kuisioner terbuka tadi, tugas kita menterjemahkan custumer statement menjadi custumer opinion. Custumer statement itu adalah apa-apa yang dituliskan saat kuisioner terbuka, dan kita mempersempitnya dalam bahasa-bahasa yang mudah dan sederhana dengan custumer opinion.

    4.     Kuisioner tertutup

Di kuisioner ini kita sudah membatasi pilihan-pilihan ketika responden menjawab.  Misal adalah pilihannya, Buruk-Cukup-Cukup Baik-Baik-Sangat Baik. Nah tahap ini sudah mencapai begitu pilihannya. Dari sinilah kita bisa memetakan responden untuk menilai kenormalan datanya. Tetapi perlu diperhatikan semakin besar dan banyak pilihannya, maka variansinya semakin besar.
            
Nah minimal hal-hal ini yang saya bisa share untuk teman-teman khususnya yang bergerak di lembaga atau departemen syiar. Karena ketika metode-metode tersebut bisa di aplikasikan untuk lembaga dakwah kampus, hal itu akan semakin baik untuk kemajuan lembaga tersebut. 4 langkah itu yang bisa saya share kan, terkait pengolahan data, akan dibahas next time dan sederhananya bisa olah sendiri. Yang terpenting adalah cara pengambilan data tersebut, disitu hal krusialnya.

            
Semoga sedikit ilmu ini dapat menjadi referensi dalam teman-teman menggali kemauan dari para objek-objek dakwah kita. Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment