Thursday, July 30, 2015

Serpihan Makna Surga Yang Tak Dirindukan

Kita fahami, hidup diakhir zaman ini merupakan tantangan besar dalam memegang teguh ajaran Islam. Berbagai macam ghawzul fikr layaknya sudah berada kian dekat di sekeliling kita. Tersebar begitu merata hingga kesemua lini kehidupan membuat kita harus memasang tameng lebih dalam menghadapi ini. Seperti dalam dunia seni misalnya, lebih spesifik dalam konteks per filman, film layar lebar. Sejak zaman saya SMP selalu saja film-film yang disuguhkan sangat jauh dari nilai-nilai moral yang membangun, tetapi kemudian mendekati akhir-akhir ini nampaknya dunia perfilman layar lebar di Indonesia sudah mulai terwarnai dengan film-film yang membawa nilai moral dan edukasi dalam setiap scenenya. Maka kalau kita sering mendengar, sebaik-baiknya perjalanan adalah yang mendekatkan kita dengan Allah, maka sebaik-baiknya kita dalam menonton suatu acara, maka tontonlah sebuah acara yang mana ada ibrah yang bisa kita petik dari sana.
                
Malam itu saya bersama dengan teman-teman memutuskan untuk menonton salah satu film tersebut. Judulnya Surga yang Tak di Rindukan, sebuah film yang disadur dari novel terkenal Asma Nadia. Bangga juga melihatnya, novel-novel berisikan nilai-nilai dakwah bisa mencapai tahapan rabbtul aam hingga sampai ke layar lebar di tonton oleh seluruh penjuru nusantara. Mulai dari pertengahan hingga akhir film ini saya terus menerus dipaksa untuk berdecak kagum oleh alur ceritanya. Cukup kompleks, sulit ditebak, dan berakhir dengan sebuah moral value yang berharga. Berdasarkan judulnya, maka pada tulisan ini saya tidak akan meresensi film tersebut, karena mungkin sudah banyak orang yang siap meresensi, tetapi pada tulisan kali ini saya ingin berbagi kepada Anda, dan teman-teman, berbagi sebuah serpihan kecil, dan serpihan makna dari Surga yang Tak di Rindukan. Serpihan-serpihan yang mengandung nilai dakwah dan pesan tersirat yang ada dalam film tersebut. Dan saya bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahi otak dan pikiran yang jernih dalam menangkap nilai-nilai kebaikan yang ada disekitar kita.

Serpihan-serpihan surga tersebut adalah:

  •           Tanggung Jawab
Dalam film tersebut digambarkan dengan jelas, sosok seorang suami yang memang berusaha sekeras dan seadil mungkin dalam membangun rumah tangganya. Sosok kuat nan bertanggung jawab dari seorang Prasetya membuat gambaran jelas bahwasanya seorang pemimpin rumah tangga menuntut sosok tegar yang bertanggung jawab.


  •        Keberanian Mengambil Keputusan
Jikalau Prasetya tidak berani dalam mengambil keputusan untuk menikahi Meirose ketika dia hendak bunuh diri mungkin dongeng cerita akan berakhir dengan berbeda. Dan pengambilan keputusan sebagai solusi dengan cara menikahi adalah keputusan yang eksterim. Yang belum tentu bisa dilakukan oleh semua orang, kecuali sosok-sosok yang memahami sirah nabawiyah.


  •        Selalu ada Sahabat-Sahabat Terbaik yang dipilihkan Allah
Orang baik selalu memiliki sahabat-sahabat terbaiknya di sekelilingnya. Yang mengingatkannya agar tetap sesuai koridor Allah swt. Hal ini terbukti, sahabat-sahabat yang mengelilingi Prasetya adalah sahabat terbaik, yang tidak menyalah-nyalahkan keputusannya ketika menikahi Meirose.


  •        Selalu Ada Cobaan bagi Orang Besar
Kebaikan hati dan tidak inginnya orang lain merasakan kepahitan yang dialami oleh pemeran utama, membuat beliau banyak sekali menolong orang. Paling terakhir saat beliau harus berkelahi dengan preman yang menyebabkan tertusuknya perut beliau dan babak belur.


  •       Allah Memberikan Pangeran Laki-Laki Kecil
Nadia, putri dari Arini dan Prasetya menginginkan adanya adik laki-laki baru. Allah menyiapkannya dengan begitu indah, Akbar Muhammad Prasetya lahir bukan dari rahim Arini, melainkan datang dari rahim yang lain. Sehingga terpenuhilah doa Nadia.


  •        Kedewasaan dan Kebesaran Hati
Meirose yang begitu dewasa dalam menyikapi setiap hal membuat saya berdecak kagum. Ketenangan dan kejernihan berpikirnya atau mungkin kepolosannya dalam menjalani kehidupan setelah operasi caesarnya. Lain halnya dengan Arini, yang begitu tidak ridho dengan keputusan Prasetya, awalnya begitu berat menerima, karena memang hati perempuan begitu, sehingga lunaklah hatinya untuk kemudian menerima kenyataan tersebut dengan kedewasaan dan kebesaran hati.


  •        Dosa Yang Kita Lakukan Pasti Akan Terulang Kepada Keturunan Kita
Poligami yang dilakukan oleh bapaknya Arini secara diam-diam, yang kemudian baru diketahu saat pemakamannya bahwa beliau mempunyai istri kedua, ternyata hal yang sama terjadi dan menimpa anaknya juga, Arini. Yang kemudian diawal-awal dipoligamikan oleh suaminya Prasetya sebelum nantinya akan menerima dengan lapang dada. Poin ini cukup penting, saat saya teringat poin ini, saya bermuhasabah, mungkin dosa-dosa yang kita dilakukan akan terejawantahkan dan menjadikan dosa ini menimpa anak kita. Berhati-hatilah kawan!


  •        Selalu Ada Bidadari di Samping Kita
Ibu Arini begitu luar biasa sabar dalam menghadapi cobaan hidup dan sabar dalam membimbing Arini. Jika bukan karena ibunya yang terus berada disampingnya ketika ia sedang terpuruk jatuh, mungkin akan lain lagi ending dongeng ini.


  •        Hidayah Allah Lewat Tanganmu Lebih Mahal dari Unta Merah
Prasetya telah membuka dalam-dalam kunci-kunci ke fitrahan hati seorang manusia. Wabilkusus seorang wanita bernama Meirose, mulai dari masuknya beliau kedalam Islam, belajar sholat, mengerti arti dan tujuan hidup di dunia, dan yang paling penting mengenal penciptanya, Allah swt. Maka boleh jadi, biidznillah, pahala yang diperoleh Prasetya begitu besar, lebih besar dari unta merah!


  •        Tidak ada Konsep Pacaran dalam Film Ini
Kita tidak dapati bahwasanya sang penulis atau sutradara mengajarkan untuk berpacaran dalam memulai hubungan sebelum pernikahan. Hal ini dinamakan ta’aruf dan terbukti prosesnya sangat cepat jeda antara Prasetya pertama kali bertemu dengan Arini.


  •       Banyak Sisi-Sisi Dakwah yang di Munculkan
Mulai dari surat An Nisa, proses sholat, pemaknaan hidup, konsep tauhid, dan lain-lain. Hal ini menjadi bumbu utama nan menyejukkan dibanding film-film lain.
              
Sementara mungkin itu yang sempat terlintas dibentak saya. Yang pasti saya berharap agar film-film yang memberikan nuansa pencerahan kepada masyarakat terus bergelontoran. Agar kemudian salah satu jalan kita untuk berdakwah juga masuk ke dalam lingkup-lingkup masyarakat luas.

Terakhir, ide dan pembuatan alur cerita yang begitu bagus tentu sangat dipengaruhi oleh anugerah dari Sang Maha Pencipta, Allah swt. Cara Allah dalam menegakkan agamanya boleh sekali sangat beragam, lewat novel tentunya. Dan kisah yang menarik disemata-mata hanya berasal dari kecerdasan sang penulis, ada tangan-tangan Allah yang bekerja disana, membuka kejernihan dan kelapangan pemikiran dari sang penulis.

Malam itu, mungkin akan menjadi salah satu malam yang terkenang bagi saya, selama liburan ini. Bertemu dan berhimpunnya dengan teman-teman ini, saya jadikan sebuah bentuk kesyukuran kepada Allah yang mungkin sebagai hiburan untuk saya diliburan kali ini. Selalu saja ada nikmat dari-Nya, untuk setiap scene liburan yang saya jalani di Bekasi.

Wallahu a’lam bishawab

No comments:

Post a Comment