Wednesday, August 9, 2017

Jalu Motor



Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT kita masih diberikan nikmat Islam, Iman dan Sehat. Dengan nikmat inilah seharusnya manusia banyak menggunakannya sebaik-baiknya, mengoptimalkan se optimal-optimalnya, agar dapat mensyukuri nikmat Allah tersebut.

Kulsap kali ini masih seputar orang, akhlak, dan sepeda motor.

Saya bersyukur sekali kepada Allah masih diberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang sepele yang kemudian dapat diresapi untuk dijadikan sebuah pelajaran berharga. Setiap episode kehidupan ini selalu mengandung akan makna dan memberikan insight baru bagi saya.

Sudah sering kali saya sebagai pengendara sepeda motor menggunakan motor dalam keseharian. Mulai dari ketempat kerja, kampus, jemput-jemput, perbelanjaan, dan lain-lain. Bersepeda motor yang lekat sebagai aktivitas harian membuat saya agak semakin detail dengan sepeda bermesin ini.

Sebagaimana yang kita ketahui, sepeda motor memiliki dua buah jalu sebagai pijakan penumpang yang di bonceng di belakang. Nah yang saya ingin sedikit bahas disini mengenai hal simpel, yaitu jalu.

Seringkali, seseorang pengendara sepeda motor yang membonceng orang dibelakangnya, setelah memarkirkan sepedanya, ia lupa untuk melipat kembali jalunya. Walhasil, jalu tersebut kembali memakan volume/ruang parkir sebelahnya. Pada saat sebuah motor baru mau parkir disebelahnya, mereka kesulitan memasukkan sepeda motornya, jawabannya tentu jelas karena jalunya. Akhirnya seorang pengemudi tersebut harus bantu melipatkan dulu jalu sepeda motor yang sudah parkir duluan, baru sepeda motor pengendara tersebut bisa masuk. Atau yang sering terjadi, kaki pengemudi motor yang mau memarkirkan motornya, terpentok jalu tersebut, dengan kata lain jalu tersebut seringnya melukai dan menyusahkan orang lain.

Mungkin Anda berpikir ini hal biasa, sepele dan penting untuk dibahas, bahkan dijadikan kulsap. Tetapi jika kita perhatikan, ini masuk ke dalam kategori perbuatan yang sarat akan akhlak. Bukankah Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak menyakiti sesama muslim?

By the way, waktu di kampus saya pernah mendapat buku panduan mentoring. Isinya 10 Muwasofat Tarbiyah. Salah satunya ada namanya Matinul Khuluk. Dan disana dirinci kebiasan-kebiasan akhlak yang baik bagi seorang muslim. Jika bisa, saya pingin sekali menambahkan poin "Melipat jalu sepeda motor setelah memarkirnya"

Teman-teman sekalian, mungkin lintasan pikiran (insight) ini yang ingin saya berbagi dengan teman-teman. Mohon maaf kiranya hal kecil ini terlihat seperti dibesar-besarkan. Tetapi saya kira, seorang muslim yang peka dan peduli terhadap akhlak, bahkan hal sekecil ini, ia akan menjadi tetangga yang mendamaikan dan saudara yang meneteramkan.

Wallahu a'lam bishawab

No comments:

Post a Comment