Saturday, December 7, 2013

Jika Suatu Saat Nanti Kau Jadi Ibu ...

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,Ketahuilah bahwa telah lama umat menantikan ibu yang mampu melahirkan pahlawan seperti Khalid bin Walid. Agar kaulah yg mampu menjawab pertanyaan Anis Matta dlm Mencari Pahlawan Indonesia: “Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yg mampu melahirkan pahlawan?
Seperti wanita-wanita Arab yg tak lagi mampu melahirkan lelaki sperti Khalid bin Walid?”

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,jadilah seperti Asma’ binti Abu Bakar yg menjadi inspirasi & mengobarkan motivasi anaknya utk terus berjuang melawan kezaliman.
“Isy kariman au mut syahiidan! (Hiduplah mulia, atau mati syahid!),” kata Asma’ kepada Abdullah bin Zubair.
Maka Ibnu Zubair pun terus bertahan dari gempuran Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, ia kokoh mempertahankan keimanan& kemuliaan tanpa mau tunduk kepada kezaliman. Hingga akhirnya Ibnu Zubair syahid.
Namanya abadi dalam sejarah syuhada’ &kata-kata Asma’ abadi hingga kini.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri&mengembangkan potensi anaknya.Saat itu sang anak msh remaja.Usianya baru 13 th Ia datang membawa pedang yg panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar.Rasulullah tdk mengabul kan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yg lain.Tak lama kmudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis &menghafal Qur’an. Beberapa thn berikutnya, ia terkenal sbgai sekretaris wahyu.Krn ibu, namanya akrab di telinga kt hingga kini: Zaid bin Tsabit.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yg rela menggendong anaknya yg masih balita ke masjid utk shalat Subuh berjamaah.
Keteladanan &kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya utk taat beribadah, gemar ke masjid &mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits &imam Madzhab.Ia tdk lain adalah Imam Ahmad.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah.Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya.Ketika sang anak berusia 14th &berpamitan utk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: “Ya Allah Tuhan yg menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku utk berjalan jauh, menuju keridhaanMu.Aku rela melepaskannya utk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dg ilmu yg berguna, amin!”. Doa-doa itu tdk sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dg nama aslinya,tapi kita pasti mngenal namabesarnya: Imam Syafi’i.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,jadilah ibu yg menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman.
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dlm dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram,& ia pula yg menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu. “Wahai Abdurrahman, sungguh2lah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram”, katanya memotivasi sang anak.“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adlh imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-bosannya mngingatkan.Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram & ulama dunia yang disegani. Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, krna setelah mnjadi ulama,anak itu terkenal dg nama Abdurrahman As-Sudais.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah orang yg pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses.&kau menanamkan keyakinan yg sama pd anakmu. Seperti ibunya Zewail yg sejak anaknya kecil telah mnuliskan“Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri.
Diikuti keterampilan mendidik & membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor. Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.
https://www.facebook.com/eko.wijiantoro/posts/10201413440324427

3 comments: